Google

Saturday, June 30, 2007

Cola dan Hiperaktif

Jangan dekatkan anak anda dengan cola atau minuman soda berkarbonat. Bahaya penyimpangan perilaku mengancam anak-anak penyuka minuman ini. Jika anak terbujuk dengan rayuan iklan minuman ini di televisi, segeralah beri pengertian : boleh minum cola tapi sepekan sekali.

Penelitin terbaru yang dirilis The Smell & Taste Treatment and Reasearch Foundation, Chicago menyebutkan anak-anak usia SD ke bawah yang mengkonsumsi rata-rata setengah sampai satu kaleng cola berkafein merek apa saja akan mengalami penyimpangan perilaku buruk atau kian hiperaktif.

Hasil yang didapat setelah penelitian membandingkan perilaku 20 anak usia SD (6-11 tahun) yang telah diberi muniman cola tanpa kafein dan cola berkafein. Pada pekan pertama mereka mengkonsumsi 2 ons cola tanpa kafein, pada minggu berikutnya anak-anak itu mendapat cola dengan kafein, bervariasi dari 2 ons hingga 12 ons (1 kaleng)

Pada akhir sesi penelitian, anak-anak itu mendapat tes Connors, sebuah tes untuk mengamati peningkatan atau penurunan hiperaktifitas anak.

Penelitian menemukan, anak-anak yang minum cola berkafein rata-rata 7,5-9,5 ons akan mengalami kenaikan skala hiperaktif 352 persen (atau hampir 4 kali lipat) dari mereka yang minum cola tanpa kafein.

“Peningkatan hiperaktifitas lebih tinggi terjadi pada anak yang mengkosumsi ¾ - 1 kaleng cola” kata Dr. Alan Hirsch, kepala penelitian dan sekaligus direktur neurologi pada lembaga itu.

Ia menengarai perusahaan-perusahaan minuman berkarbonasi telah meningkatkan kadar kafein dan menjadikan anak-anak target pemasaran mereka. Perusahaan-perusahaan itu kata Hirsch, tak pernah mencantumkan efek minuman cola berkafein pada kalangan cilik ini.

Perkiraan paling konservatif menyebutkan anak-anak usia 6-11 tahun mengkonsumsi rata-rata 7-8 ons minuman soda berkarbonat setiap hari. “Lalu mengapa kadar kafein pada cola ditambah?” tanya Hirsch seraya menyebutkan bahwa Coca cola dan Pepsi mengandung 44 mg kafein dan 38 mg kafein per kalengnya. (bbc)


Diambil dari majalah “anakku, dari ahli yang peduli buah hati” vol. 1, no. 4, Juli 2005, hal. 84.

No comments: